Pemkab Bojonegoro Gelar Rembug Upaya Turunkan AKI, AKB dan Stunting

Administrator System
18-Mar-2021
1988

Bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro menggelar rembug upaya percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan Stunting. Acara dilaksanakan di Ruang Angling Dharma Jalan Mas Tumapel No l Bojonegoro, Kamis (18/03/2021).

 

Kepala Bagian perencanaan dan Pemabangun Daerah (Bappeda) Bojonegoro Murtadlo, mengatakan perkembangan kasus AKI terjadi secara fluktuatif dari tahun ke tahun. Tahun 2020 angka AKI sebanyak 161,8 per 100 ribu kelahiran induk atau naik 12,14 poin dari tahun 2019. 

 

“Dalam 3 tahun terakhir perkembangan AKI menunjukkan tren meningkat, karena jumlah AKI lebih besar daripada AKI Provinsi Jawa Timur, namun lebih rendah dari AKI nasional,” ucapnya.

 

Sedangkan tahun 2020 angka AKB di Kabupaten Bojonegoro mengalami tren penurunan. Tahun 2020 sebanyak 7,7 % atau per 1.000 kelahiran induk dan turun 1,3 point dari tahun 2019. Dan kasus AKB yang terjadi di tahun 2020 sebanyak 138 AKB.

 

“Secara umum angka AKB lebih rendah daripada angka AKB Provinsi dan Nasional,” kata Murtadlo.

 

Sementara itu, untuk kasus stunting yang terjadi di Kabupaten Bojonegoro privalensi stunting balita pendek, dan sangat pendek dalam 3 tahun terakhir menunjukkan tren menurun, dari tahun 2020 sebesar 6. 87 persen atau turun 1,9 persen dari tahun 2019.

 

“Secara umum pula privalensi stunting di Bojonegoro lebih rendah dari provinsid an nasional,” katanya.

 

Ia juga berharap, dengan adanya rembug AKI, AKB dan Stunting ini, nantinya dapat menghasilkan solusi-solusi dalam percepatan penanganan AKI, AKB dan Stunting di Kabupaten Bojonegoro. 

 

Di kesempatan yang sama, Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah menuturkan bahwa suatu program akan berjalan cepat maka perlu adanya konsistensi dan efektivitas, anggaran bukan menjadi tolak ukur untuk menyelesiakan sebuah program. 

 

“Maka dari itu perlu adanya kerja sama dari berbagai pihak untuk percepatan penurunan angka stunting di Kabupaten Bojonegoro, mulai dari pemerintah daerah, serta pemerintah desa bahkan tingkat Posyandu,” ucapnya.

 

Bupati Anna Juga menambahkan, di sinilah peran perawat, bidan serta peran kader posyandu sangat diperlukan dalam memberikan pendampingan kepada ibu hamil, agar benar-benar menjaga kehamilanya, supaya dapat menciptakan anak yang sehat dan berkualitas sehingga kasus AKI, AKB maupun stunting bisa dikendalikan.(FIF/NN)

Bagaimana Tanggapan Anda Tentang Kami?

Sangat Puas
80 %
Puas
5 %
Cukup Puas
0 %
Tidak Puas
14 %