Bojonegorokab.go.id - Gebrakan Bupati Bojonegoro Anna Muawanah dalam upaya penanganan kasus stunting perlahan mulai menuai hasil. Melalui empat pilar PESTA GITA berhasil menurunkan prevalensi balita stunting sebanyak 6,87 %.
Pentingnya memerangi stunting karena dampak stunting tidak hanya pada segi pertumbuhan fisik, tetapi juga mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Adapun penyebab terjadinya stunting pada balita di Bojonegoro ada banyak faktor.
“Pola asuh yang kurang tepat, makanan yang masih kurang, gizi kurang pada masa kehamilan, sanitasi yang yang kurang baik dan penyakit penyerta sejak lahir,” ucap Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dr. Lucky Imro’ah.
Ia juga menjelaskan, dalam menyikapi masalah stunting ini, maka Pemkab Bojonegoro melakukan berbagai upaya pencegahan stunting salah satunya melalui inovasi Peningkatan Status Gizi Balita (PESTA GITA) .
PESTA GITA sendiri terdiri dari empat pilar, yaitu pilar pertama pendidikan gizi kesehatan masyarakat, kedua pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan pos gizi dan kelompok pendukung ASI, ketiga intervensi gizi melalui kegiatan posyandu, penyediaan ruang laktasi, pemberian makanan tambahan, dan pilar keempat kolaborasi lintas sektor melaui upaya perbaikan gizi dan kesehatan dimulai dari masa remaja.
“Alhamdulillah, dengan upaya inovasi PESTA GITA Pemkab Bojonegoro berhasil menurunkan pravelensi balita stunting,” terangnya.
Sesuai data Dinkes, tahun 2018 jumlah kasus stunting sebesar 8,76 % (6.941 balita) menurun di tahun 2019 menjadi 7, 45 % (5.868 balita). Dan Februari tahun 2020 turun lagi menjadi 6, 87% atau 5.192 balita.
dr. Lucky juga menambahkan saat ini kasus stunting yang tertinggi terjadi di Kecamatan Kedungadem. Salah satu penyebab animo ibu masih rendah untuk datang dalam kegiatan posyandu. Namun, dengan adanya inovasi empat pilar PESTA GITA ini mampu mencegah stunting di Bojonegoro.(FIF/NN)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |