bojonegorokab.go.id - Dari target 35 ribu ton, Bulog Subdivre III Bojonegoro baru menyerap 500 ton beras sepanjang Januari hingga Pebruari 2020. Rendahnya penyerapan ini disebabkan belum banyak petani yang panen. Bahkan ada petani yang baru panen. Diprediksi serapan beras mulai banyak pada April mendatang. Karena pada bulan itu memasuki puncak panen raya. "Perkiraan kita bulan depan sudah panen raya," ujar Wakil Kepala (Waka) Bulog Sub Divre III Bojonegoro, Aan Sugiarto. Dikatakan, stok setara beras di Bulog masih tersedia sebanyak 41 ribu ton. Stok tersebut dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan beras masyarakat hingga 15 bulan atau satu tahun kedepan. “Masih cukup," ucapnya. Stok beras yang ada tersebut bisa dipakai untuk persediaan beras komersial sebagai Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Dalam melakukan penyerapan beras, Bulog Bojonegoro melibatkan puluhan mitra kerja. Selain itu, bulog memiliki satuan tugas (Satgas) dan unit pengolahan gabah dan beras (UPGB). Aan optimis target serapan tersebut dapat tercapai. Karena tahun 2020 baru berjalan dua bulan dan masih ada beberapa kali panen raya dalam beberapa bulan kedepan. "Kita optimis bisa tercapai. Karena target serapan tahun ini turun dibanding dua tahun sebelumnya," pungkasnya. Target pengadaan beras dan gabah di Sub Divre Bulog Bojonegoro tahun 2020 ini menurun dibanding 2019 dan 2018 lalu. Tahun 2019 target serapan sebanyak 42 ribu ton, dan 2018 sejumlah 71 ribu ton setara beras. Pembelian gabah dan beras yang dilakukan Bulog berdasarkan Instruk Presiden (Inpres) Nomor 5 Tahun 2015 tentang harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sebesar Rp 3.700 per kg, GKP di tingkat penggilingan Rp 3.750 per kg, dan gabah kering giling (GKG) tingkat penggilingan Rp 4.600 per kg, GKG di gudang Bulog Rp 4.650 per kg dan HPP beras di gudang Bulog Rp 7.300 per kg. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |