bojonegorokab.go.id - Para petani di Kabupaten Bojonegoro, terutama yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) mulai merasakan dampak dari program Kartu Petani Mandiri (KPM). Program tersebut dinilai mendorong petani lebih produktif dan mempunyai nilai tawar lebih tinggi. Menurut Ketua Poktan Tani Harapan Desa Napis, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro M. Sumirn Afif, program KPM sudah mulai dirasakan petani. Di Desa Napis, bantuan KPM berupa dana hibah sudah diterima pokan pada Desember 2019 lalu. “Bantuan dana hibah itu dialokasikan untuk sarana dan produksi atau saprodi,” katanya Minggu (1/2/2020).
Sumiran menjelaskan di Kecamatan Tambakrejo ada lima poktan. Sedang di Desa Napis hanya ada satu poktan yakni Tani Harapan. Program KPM sudah sampai ke poktan Tani Harapan sebesar Rp 70,8 juta. Dana itu untuk pengadaan pupuk sebesar Rp56,7 juta dan pembelian bibit sebesar Rp 14,4 juta. “Alhamdulillah sudah turun. Dana hibah itu untuk mengcover area pertanian seluas 50 hektare,” terangnya.
Program KPM, bagi Sumiran merupakan program yang pro petani. Karena jika biasanya petani saat masuk musim tanam akan mencari pinjaman uang, maka saat ini petani sudah mempunyai bibit dan persediaan pupuk. Sehingga saat panen nanti, petani akan memperoleh hasil yang besar. “Karena biasanya kan hasil panen itu dipotong untuk modal pinjaman,” terangnya.
Sebagaimana diketahui, program KPM merupakan salah satu program dari 17 program prioritas Bupati Anna Mu’awanah dan Wakil Bupati Budi Irawanto. Program KPM diawali dengan terbitnya Peraturan Bupati Nomor 48 tahun 2018 tentang Program Petani Mandiri. Perbub itu ditandatangani Bupati Bojonegoro Anna Mu’awanah pada tanggal 5 Nopember 2019. Program tersebut di-launching pada Juli 2019 silam di Desa Ngujung, Kecamatan Temayang. (Nng/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |