bojonegorokab.go.id- Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bojonegoro, mengungkapkan, jika realisasi sisa lebih anggaran (SILPA) pada tahun 2019 terdapat kekurangan Rp200 miliar dibanding estimasi yang ditetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2020. "Dengan kondisi tersebut, saat ini akan dilakukan efisiensi anggaran untuk semua Organisasi Perangkat Daerah atau OPD," kata Plt Kepala BPKAD Luluk Alifah, Senin (20/1/2020). Luluk menjelaskan, efiesiensi tersebut dengan tidak melakukan pencairan atau memberikan tanda bintang pada APBD tahu 2020 diluar program prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). "Nanti, akan ada pengurangan anggaran dari perjalanan dinas, makanan dan minuman, pelatihan, honorarium dan belanja lain dan belanja lain yang tidak support 17 program prioritas," tuturnya. Dia menyampaikan, efisiensi ini dikarenakan pendapatan Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi (Migas) hanya terealisasi Rp965 Miliar saja. Sehingga, di dalam APBD 2020, belanja dianggarkan Rp6,4 triliun sementara pendapatan Rp4 Triliun, dengan Silpa Rp2,3 trilun. "Karena masih ada kekurangan Rp200 miliar itulah, kami lakukan efisiensi anggaran. Belum tahu jika ada tambahan lagi di APBD Perubahan," pungkasnya (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |