bojonegorokab.go.id - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro terus berupaya meningkatkan pertumuhan ekonomi melalui pemberdayaan dan peningkatan Ekonomi Industri Kreatif serta Usaha Kecil, Menengah dan Mikro (UMKM) dalam rangka pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro. Guna merealisasikan hal tersebut, Pemkab Bojonegoro, melalui Bagian Perekonomian Setda Pemkab Bojonegoro, bersama Asosiasi UMKM Bojonegoro dan KDS Supermarket Bojonegoro, pada Rabu (19/06/2019) malam, bertempat di KDS Supermarket dilakukan penandatanganan kerjasama dalam hal pemasaran produk-produk Industri Kreatif dan UMKM Kabupaten Bojonegoro. Turut hadir dalam acara tersebut, Kepala Bagian Perekonomian Setda Pemkab Bojonegoro, Rahmat Junaidi SKm MKes MPh; Ketua Asosiasi UMKM Bojonegoro, Herny Trias Ambar Sesanti SPd SIP; dan dari KDS Supermarket Bojonegoro, yang diwakili Titus Willy Goenadi dan Ary S Wibowo. Kepala Bagian Perekonomian Setda Pemkab Bojonegoro, Rahmat Junaidi menuturkan sejak menjadi daerah penghasil minyak, pertumbuhan ekonomi Bojonegoro dengan migas melambung tinggi, bahkan pernah mencapai 21 di atas persen di tahun 2016 dan 2017, sementara di tahun 2018, mencapai di atas 10 persen. "Kondisi tersebut sejatinya tidak menunjukkan kondisi ekonomi Bojonegoro yang sesungguhnya," kata Rahmat Junaidi. Dijelaskan pertumbuhan ekonomi Bojonegoro tanpa memasukkan migas, di tahun 2014 adalah sebesar 6,19 persen, di tahun 2015, turun menjadi 5,7 persen. Selanjutnya tahun 2016 turun lagi menjadi 5,59 persen, di tahun 2017 turun lagi menjadi 5,07 persen, dan di tahun 2018 sebesar 5,61 persen. "Jika dikaji dengan tanpa memasukkan migas, pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro cenderung terus mengalami penurunan dan pada 2018 sedikit menggalami kenaikan. Karena yang real adalah ekonomi kerakyatan yang berasal dari inovasi dan kreasi serta budaya Bojonegoro, dimana sumbangan terhadap pertumbuhan ekonomi non migas masih dibawah 6 persen," katanya Menurutnya untuk mendukung dan menjembatani pemasaran produk-produk Industri Kreatif dan UMKM Kabupaten Bojonegoro dengan pengusaha besar, pihaknya mendorong pengusaha ritel besar aau toko modern di Bojonegoro agar mau menerima produk-produk industri kreatif dan usaha kecil, dan memberi kesempatan untuk berjualan dengan fasilitasi penuh dalam bentuk kerjasama yang profesional, salah satunya dengan KDS Supermarket Bojonegoro. "Semua produk usaha kecil dan industri kreatif Bojonegoro yang telah memenuhi standar dan persyaratan, bisa dijual atau dipasarkan di KDS Bojonegoro. Di sisi lain, pelaku usaha kecil dan industri kreatif juga harus meningkatkan mutu," imbuhnya. Rahmat Junaidi menambahkan, bahwa melalui inisiasi DPRD Kabupaten Bojonegoro bersama Pemkab Bojonegoro, saat ini telah disusun Peraturan Daerah (Perda) tentang Perlindungan dan Pengembangan Usaha kecil dan industri kreatif di Kabupaten Bojonegoro. "Saat ini sedang dilakukan eksaminasi di Biro Hukum Pemerintah Provinsi Jawa Timur," pungkasnya. Secara terpisah, pimpinan KDS Supermarket Bojonegoro, Titus Willy Goenadi, kepada awak media ini menuturkan bahwa pada dasarnya pihaknya siap mendukung program Pemkab Bojonegoro dalam hal pemasaran produk-produk Industri Kreatif dan UMKM Kabupaten Bojonegoro. Hanya saja, menurut Willy, pemerintah dan asosiasi juga harus melakukan seleksi dan verifikasi terkait produk maupun kemasan, dari para pelaku usaha Industri Kreatif dan UMKM tersebut, seperti dalam hal perijinan dan sertifikasi produk-produk tesebut. "Harapan kami, semua produk yang akan dipasarkan melalui KDS, telah dilakukan seleksi dan verifikasi terkait perijinan dan sertifikasinya. Jangan sampai nantinya, produk yang dipasarkan belum memenuhi standart yang dipersyaratkan," kata Titus Willy. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
78 % |
Puas
8 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
15 % |