bojonegorokab.go.id - Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan telah mencanangkan 1.000 gerakan penangangan stunting (GPS). Gerakan ini merupakan upaya perbaikan gizi dan kesehatan dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan yang dimulai sejak kehamilan sampai anak usia dua tahun. "Ini merupakan komitmen Bojonegoro untuk mengurangi dan mencegah stunting," tegas Plt Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro, Hernowo saat melaunching gerakan 1.000 GPS di Desa Sidobandung, Kecamatan Balen, Rabu (22/10/2019). Launching 1.000 GPS hasil kerja bareng Dinas Kesehatan dengan Dinas Ketahanan Pangan. Hernowo menjelaskan, stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Hingga saat ini, Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia adalah masalah pendek (stunting). Stunting dapat terjadi sebagai akibat kekurangan gizi terutama pada saat 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) yaitu masa kehamilan sampai anak usia 24 bulan. Akibat kekurangan gizi pada 1000 HPK akan bersifat permanen dan sulit untuk diperbaiki di masa selanjutnya. "Kita harapkan melalui gerakan ini dapat menurunkan prevalensi balita stunting di Bojonegoro. Karena stakeholder memiliki komitmen bersama dan kerjasama,"ujarnya. Sejumlah upaya telah dilakukan Dinas Kesehatan Bojonegoro untuk mencegah dan menurunkan angka stunting di wilayahnya. Di antaranya pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada anak dan remaja sejak Sekolah dasar, SLTP hingga SLTA. Tujuannya mencegah status gizi perempuan saat menikah tidak kekurangan energi kronis (KEK). "Gizi untuk calon ibu hamil, ibu hamil dan ibu menyusui itu sangat penting bagi pertumbuhan anak, sehingga harus diberikan makanan tambahan," tegas Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Bojonegoro, dr Fitry Munira di temui di sela-sela acara. Bupati Bojonegoro Anna Muawanah menegaskan, perlu adanya langkah bersama yang selaras dan terorganisir untuk memaksimalkan usaha menurunkan stunting di Kabupaten Bojonegoro. Sebab, stunting dapat menghambat pembangunan SDM unggul, dan menciptakan generasi yang sehat menuju Indonesia Maju. "Maka dari itu kita harus bergerak cepat," tegasnya. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |