bojonegorokab.go.id - Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan di Kabupaten Bojonegoro ditargetkan tuntas pada tiga tahun kedepan. Untuk mewujudkan target itu, Pemkab Bojonegoro telah melakukan kerja sama dengan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten tengga. Sesuai data di Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga, terdapat 813 kilo meter jalan di Bojonegoro yang akan diperbaiki hingga 2021 mendatang. Tahun 2019 ini, sepanjang 130,91 Km akan ditangani dengan alokasi anggaran sebesar Rp609,4 miliar. Pembangunan akan dilakukan dengan cor beton dan hotmix. Sedangkan perbaikan jembatan tahun ini dianggarkan Rp85,08 miliar untuk 103 buah. Pembangunan ditargetkan tuntas pada 2021. Kepala Dinas PU Bina Marga Bojonegoro, Nur Sujito menjelaskan untuk pembangunan infrastruktur jalan di wilayah Kecamatan Dander telah dianggarkan anggaran Rp29 miliar. Anggaran ini bisa mengatasi perbaikan jalan sekitar 6,2 kilometer yang tersebar di sejumlah titik. Selain jalan, lanjut dia, perbaikan jembatan dan penerangan umum juga menjadi salah satu prioritas program yang dilaksanakan tahun 2019 ini. "Ibu Bupati telah memberi target 3 tahun pembangunan infrastruktur ini harus selesai," tegasny di hadapan kepala desa dan masyarakat yang hadir di Sambang Desa di Balai Desa Jatiblimbing, Kecamatan Dander, Selasa (12/3/2019). Pihaknya berpesan, apabila ada jalan desa yang ingin pembangunan yang dibantu oleh pemkab harus mengajukan bantuan keuangan desa. "Pengajuannya harus detail," pungkasnya. Di tempat yang sama, Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Edi Susanto, menyampaikan irigasi merupakan hal penting baik untuk kehidupan maupun pertanian. "Oleh karena itu tahun ini kita juga akan melakukan pembangunan jaringan irigasi baru," tandasnya. Bupati Bojoegoro Anna Muawanah menegaskan, pihaknya optimis pembangunan infrastruktur jalan di Bojonegoro bisa tuntas pada 2021. Untuk mereasliasikan target itu, Pemkab Bojonegoro sudah bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan Nasional serta kabupaten tetangga (Tuban, Lamongan, Ngawi,Blora) untuk perbaikan jalan raya penghubung kabupaten, Jalan Nasional seperti jalur Bojonegoro - Babat. Jalan ini merupakan kewenangan pemerintah pusat jadi jika ingin diperbaiki harus memohon izin kepada Kementerian Pekerjaan Umum. "Kita sudah menjalin kerjasama dengan kota-kota sahabat untuk akses penghubung antar kota. Saya juga geram jalan nasional seperti Jalur Bojonegoro - Babat itu tidak segera ditangani oleh pemerintah pusat, jika boleh dan di izinkan untuk memperbaiki maka saya akan garap jalur itu menjadi lebih lebar dan aman menggunakan dana daerah," tegas Bu Anna. Setelah permasalahan infrastruktur jalan rampung, pemkab akan fokus pada masalah air, yang mana bila musim penghujan mengalami banjir dan pada musim kemarau mengalami kekeringan. "Kedepan kita akan memberikan perhatian lebih kepada pembangunan saluran sungai agar air yang melewati Bojonegoro bisa mengalir dengan lancar. Selain itu perlu kerjasama dari masyarakat Bojonegoro agar tidak membuang sampah di sungai. Karena samapah disungai bisa menyumbat saluran air yang mengakibatkan banjir," tuturnya. Untuk lebih menghidupkan perekonomian masyarakat di wilayah selatan, Pemkab juga telah melakukan kerjasama dengan Pemkab Blora membangun jembatan di atas Sungai Bengawan Solo yang menghubungkan Desa Luwihhaji, Kecamatan Ngraho dengan Desa Medalem, Blora. Selain itu Bu Anna, sapaan akrab Bupati Bojonegoro,mengungkapkan jika dirinya juga mendapat usulan dari warga di Kecamatan Kanor yang ingin dibangunkan jembatan yang menghubungkan ke Rengel, Kabupaten Tuban. Namun untuk melakukan itu harus mendapat ijin dari Provinsi. "Karena orientasi pembangunan kita adalah pembangunan kawasan secara bersama. Sehingga nanti semua daerah di Bojonegoro bisa maju secara bersama-sama," jelasnya. Oleh karena itu diharapkan masyarakat bersabar. Pemkab tetap berkomitmen mewujudkan setiap program karena semua permasalahan sudah masuk dalam data daerah dan akan di benahi secara bertahap. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |