bojonegorokab.go.id - Kesadaran masyarakat untuk tertib berlalu lintas di Kabupaten Bojonegoro mulai meningkat. Jumlah pelanggar lalu lintas yang terjaring Operasi Patuh Semeru 2019 mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya. Selama 14 hari Operasi Patuh Semeru 2019 digelar sejak 29 Agustus hingga hari ini, 11 September 2019, Satlantas Polres Bojonegoro menindak 1.939 pelanggar baik roda dua maupun empat. Jumlah tersebut lebih rendah jika dibanding dengan tahun sebelumnya, 2018 sebanyak 2.993 pelanggaran. "Penurunannya lima puluh persen," ujar Kasat Lantas Polres Bojonegoro, AKP Aristianto,Jumat (13/9/2019).
Dijelaskan, selama operasi Patuh Semeru 2019 digelar, para pelanggar diberikan tindakan langsung (tilang), peringatan secara lisan, maupun pembinaan. Ada delapan prioritas pelanggaran yang menjadi atensi, yakni pengendara motor tidak gunakan helm, pengemudi mobil tidak gunakan Safety Belt. Pengemudi melebihi batas kecepatan atau mengebut, pengendara melawan arus, berkendara dalam kondisi mabuk, pengendara anak di bawah umur, penggunaan HP saat berkendara, penggunaan lampu rotator serta strobe tidak sesuai ketentuan. “Dari delapan prioritas itu, yang paling banyak pelanggaran adalah pengendara dibawah umur dan tidak memakai helm SNI,” ucapnya.
Ada sesuatu yang berbeda di hari terakhir Operasi Patuh Semeru 2019. Petugas kepolisian mendatangkan tim Hypno Traffic untuk memberikan motivasi kepada para pelanggar agar lebih tertib dalam berlalu lintas. "Tujuannya, agar tertanam dalam diri sendiri untuk lebih tertib dalam berkendara,” tegasnya. Sebanyak 10 pelanggar diberikan pembinaan dalam bentuk hypno traffic di Pos Polantas Jambean, Desa Sukorejo. Dalam pembinaan itu masing-masing diajak untuk merefleksikan diri dan bersyukur masih diberi nafas hingga saat ini. Para pelanggar tidak bisa menahan tangis selama mengikuti pembinaan tersebut. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |