bojonegorokab.go.id - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro terus berupaya melakukan terobosan dan inovasi untuk meningkatkan minat baca di wilayahnya. Salah satunya melalui bulan kunjungan perpustakaan. Kegiatan tahunan ini dilaksanakan secara sinergi dengan Dinas Pendidikan dan Kantor Kementerian Agama (Kemenag). Sasarannya adalah pelajar tingkat SMP. Bulan kunjungan perpustakaan berlangsung selama satu bulan. Dimulai, Senin (30/9/2019) sampai (30/10/2019).
Setiap hari satu sekolahan mengunjungi perpustakaan daerah. "Kita gilir satu hari satu sekolah. Ada 60 sampai 70 siswa wajib ke sini untuk mencari bahan literasi. Sementara untuk sekolah-sekolah di dalam kota," ujar pegawai Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Bojonegoro, Heri Purwanto. Dijelaskan, dipilihnya bulan September untuk pelaksanaan kegiatan ini, karena bulan September dalam kalender nasional memiliki dua momen penting. Bulan kesembilan itu dijadikan sebagai Bulan Gemar Membaca dan tanggal 14 September diperingati sebagai Hari Kunjung Perpustakaan. Sehingga melalui momentum tersebut, budaya membaca buku sepatutnya ditanamkan sejak dini. Sebab, melalui membaca, cakrawala berpikir seseorang akan terbuka dan menyerap banyak ilmu pengetahuan.
"Minat baca akan memengaruhi kehidupan individu dan bangsa pada masa mendatang, juga pemahaman ekonomi untuk menentukan masa depan global," tegasnya. Oleh karena itu, lanjut dia, Perpustakaan Daerah akan terus memberikan pelayanan kepada masyarakat, dengan berinovasi mencari terobosan baru sebagai upaya promosi peningkatan minat dan budaya baca kepada masyarakat. "Karena banyak membaca akan melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cerdas dan berkualitas yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional," tandas Heri, panggilan akrabnya. Menurut dia, masa anak-anak merupakan masa yang rentan terhadap pengaruh dari luar termasuk media dan teknologi yang berkembang cukup pesat.
Anak millenials-Generasi Update-, perlu penanganan khusus agar mereka mau belajar. Artinya, jika materi tak menarik, bisa saja tidak akan dilirik. "Oleh karena itu dengan belajar di tempaat yang beda (perpustakaan daerah) akan membuka wacana baru bagi mereka. Dengan begitu akan tertanam jika membaca buku itu jauh lebih penting daraipada sekedar membaca tulisan dari gadget, yang tak tahu arah dan sumbernya. Kalau dengan buku jelas sudah terseleksi dalam ISBN ( International Standard Book Number), dan semua ada di koleksi perpustakaan daerah," tuturnya. Ditambahkan, kedepan bulan kunjungan perpustakaan ini tidak hanya menyasar pelajar di dalam kota, melainkan juga dipelosok desa. (Dwi/Kominfo)
Sangat Puas
80 % |
Puas
5 % |
Cukup Puas
0 % |
Tidak Puas
14 % |